Taufik
Hidayat melontarkan kritik pedas kepada media, pemerintah dan masyarakat luas.
Peraih medali emas Olimpiade 2004 itu merasa kalau media, pemerintah dan
masyarakat lebih peduli kepada cabang olahraga sepak bola, bukan kepada
bulutangkis yang terbukti selama puluhan tahun meraih prestasi kelas dunia dan
sering mengharumkan nama Indonesia.
"Bulutangkis ini olahraga prestasi. Bukan hanya olahraga masyarakat. Bukan saya bermaksud merendahkan cabang atau atlet lain, tapi medali emas Olimpiade untuk Indonesia yah dari bulutangkis," ia mengatakan dengan penuh semangat di acara pembukaan kejuaraan Axiata Cup di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (22/3) lalu.
"Anda para wartawan dan media, lihat saja porsi pemberitaannya lebih banyak untuk sepak bola. Tapi kalau kami juara di luar negeri, sulit untuk mencari beritanya," Taufik menambahkan.
Menantu Agum Gumelar itu juga menyindir pemerintah yang lebih senang memperhatikan sepak bola, padahal dari segi prestasi masih kalah jauh dari bulutangkis Indonesia.
"Kalau saya pribadi sih, setiap bertanding saya selalu berjuang keras dan memberikan yang terbaik untuk keluarga saya dan masyarakat. Soalnya kalau kita pensiun, negara juga nggak peduli kan?", pria 30 tahun itu melanjutkan.
Taufik juga tak peduli dengan penilaian yang menyebutkan ia adalah sosok yang emosional dan kontroversial. Baginya pembuktian di lapangan bulutangkis lebih penting daripada memikirkan penilaian orang lain.
"Kalau saya kontroversial tapi saya punya prestasi kenapa? Saya rasa nggak apa-apa jika seseorang kontroversial asal ia memiliki prestasi yang bagus, dalam hal apapun," ujarnya.
Taufik pun meminta agar rekan-rekannya untuk selalu bersemangat, kompak dan terus mengasah kemampuan, terutama dalam menghadapi kejuaraan Piala Thomas-Uber pada Mei dan Olimpiade di Agustus 2011 nanti.
Tradisi emas Olimpiade yang tidak pernah putus sejak Olimpiade 1992 lalu agar terus dilanjutkan.
Selain meraih medali emas Olimpiade 2004, Taufik Hidayat juga pernah juara di berbagai ajang bergengsi bulutangkis dunia.
Gelar medali emas SEA Games, Kejuaraan Dunia hingga kejuaraan di berbagai negara, sudah didapat ayah dua anak ini.
Bersama tim Indonesia Garuda, Taufik akan bekerja keras membawa merah putih menjadi yang terbaik di kejuaraan Axiata Cup. Selain Indonesia Garuda, tim Indonesia Rajawali juga akan menjadi duta Indonesia di Axiata Cup.
Axiata Cup adalah kejuaraan bulutangkis yang diikuti oleh enam negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura dan Thailand.
Kejuaraan ini berlangsung di dua negara, Indonesia (Jakarta) dan Malaysia (Kuala Lumpur).
Kedua negara melayu itu mengirimkan dua tim: Indonesia Garuda-Indonesia Rajawali serta Malaysia Tiger-Malaysia Leopard.
Kejuaraan akan dibagi menjadi tiga babak: Babak penyisihan mulai 23 sampai 25 Maret 2011. Tennis Indoor Senayan menjadi tempat penyelenggaraan di Jakarta.
Lalu babak semi final akan digelar pada 30 Maret dan 1 April 2012. Semi final di Jakarta akan dilangsungkan di Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dan babak final di Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada 15 April 2012.
Yang istimewa dari Axiata Cup ialah selain diikuti pebulutangkis kelas dunia, hadiah yang disediakan juga terbesar dari semua kejuaraan bulutangkis di dunia.
USD 1 juta atau lebih dari Rp 9,1 miliar menjadi hadiah untuk tim yang menjadi juara.
"Meski tidak berpengaruh ke peringkat dunia kami, saya yakin negara lain yang tidak ikut pasti iri melihat hadiah yang disediakan," canda Taufik.
"Bulutangkis ini olahraga prestasi. Bukan hanya olahraga masyarakat. Bukan saya bermaksud merendahkan cabang atau atlet lain, tapi medali emas Olimpiade untuk Indonesia yah dari bulutangkis," ia mengatakan dengan penuh semangat di acara pembukaan kejuaraan Axiata Cup di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (22/3) lalu.
"Anda para wartawan dan media, lihat saja porsi pemberitaannya lebih banyak untuk sepak bola. Tapi kalau kami juara di luar negeri, sulit untuk mencari beritanya," Taufik menambahkan.
Menantu Agum Gumelar itu juga menyindir pemerintah yang lebih senang memperhatikan sepak bola, padahal dari segi prestasi masih kalah jauh dari bulutangkis Indonesia.
"Kalau saya pribadi sih, setiap bertanding saya selalu berjuang keras dan memberikan yang terbaik untuk keluarga saya dan masyarakat. Soalnya kalau kita pensiun, negara juga nggak peduli kan?", pria 30 tahun itu melanjutkan.
Taufik juga tak peduli dengan penilaian yang menyebutkan ia adalah sosok yang emosional dan kontroversial. Baginya pembuktian di lapangan bulutangkis lebih penting daripada memikirkan penilaian orang lain.
"Kalau saya kontroversial tapi saya punya prestasi kenapa? Saya rasa nggak apa-apa jika seseorang kontroversial asal ia memiliki prestasi yang bagus, dalam hal apapun," ujarnya.
Taufik pun meminta agar rekan-rekannya untuk selalu bersemangat, kompak dan terus mengasah kemampuan, terutama dalam menghadapi kejuaraan Piala Thomas-Uber pada Mei dan Olimpiade di Agustus 2011 nanti.
Tradisi emas Olimpiade yang tidak pernah putus sejak Olimpiade 1992 lalu agar terus dilanjutkan.
Selain meraih medali emas Olimpiade 2004, Taufik Hidayat juga pernah juara di berbagai ajang bergengsi bulutangkis dunia.
Gelar medali emas SEA Games, Kejuaraan Dunia hingga kejuaraan di berbagai negara, sudah didapat ayah dua anak ini.
Bersama tim Indonesia Garuda, Taufik akan bekerja keras membawa merah putih menjadi yang terbaik di kejuaraan Axiata Cup. Selain Indonesia Garuda, tim Indonesia Rajawali juga akan menjadi duta Indonesia di Axiata Cup.
Axiata Cup adalah kejuaraan bulutangkis yang diikuti oleh enam negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura dan Thailand.
Kejuaraan ini berlangsung di dua negara, Indonesia (Jakarta) dan Malaysia (Kuala Lumpur).
Kedua negara melayu itu mengirimkan dua tim: Indonesia Garuda-Indonesia Rajawali serta Malaysia Tiger-Malaysia Leopard.
Kejuaraan akan dibagi menjadi tiga babak: Babak penyisihan mulai 23 sampai 25 Maret 2011. Tennis Indoor Senayan menjadi tempat penyelenggaraan di Jakarta.
Lalu babak semi final akan digelar pada 30 Maret dan 1 April 2012. Semi final di Jakarta akan dilangsungkan di Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dan babak final di Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada 15 April 2012.
Yang istimewa dari Axiata Cup ialah selain diikuti pebulutangkis kelas dunia, hadiah yang disediakan juga terbesar dari semua kejuaraan bulutangkis di dunia.
USD 1 juta atau lebih dari Rp 9,1 miliar menjadi hadiah untuk tim yang menjadi juara.
"Meski tidak berpengaruh ke peringkat dunia kami, saya yakin negara lain yang tidak ikut pasti iri melihat hadiah yang disediakan," canda Taufik.
in
my opinion, mr. taufik was right because sometimes people gave much attention just
when a team of Indonesia winning the match. But when they got lost, we were forget
the team n yelling something unwell such like critical without giving support
hwen they’re get down.
For
the chase that people just get much attention for a kind of sport with lil good
appreciation or maybe lowest time in winning the game, maybe it focused in
football such mr. taufik said. I think football is the most favorite sport in
the world, so the chase must explain based this as the basic reason. And maybe
our government gave much attention in football is by wishing for our football
team in Indonesia can winning a big match, oneday.
The
most problem in our country is the attention of our people. We shouldn’t leave
out team when they lose the game, we must give them support whatever its held.
Winner or looser we must support them. The for our government please give more
attention for our ex- athlete, because they’ve been make proud our country in
sport in the world.
sri utami 3eb13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar