Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono
PERNYATAAN Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M Jasin, yang menilai pemberian tiket gratis menonton pertandingan final turnamen Sepakbola AFF Suzuki, ditanggapi sinis para politisi Senayan.
Bendahara PSSI yang juga anggota Fraksi Demokrat DPR Achsa-nul Qosasi, meminta KPK tidak menggebyah uyah atau menyamaratakan tiket sepakbola dengan gra-tiflkasi.
Dia bilang, KPK ngono yo ngono, ning ojo ngono. Artinya, kalau KPK mau bersikap tegas dalam pemberantasan korupsi, boleh saja, tapi jangan berlebihan.
"Karena yang kita berikan itu undangan. Lucu kan kalau undangan disuruh bayar? Sebodoh-bodohnya kita, masih bisa membedakan mana gratifikasi, mana yang bukan. Kita butuh dukungan pejabat, mulai dari presiden, menteri dan lain-lain supaya Timnas menang," kata Qosasi.
Lebih lanjut Wakil Ketua Komisi XI DPR ini mengingatkan, masih banyak kasus korupsi yang bisa dijadikan prioritas untuk diselesaikan KPK. .
"Jadi jangan ngurusi tiket sepakbola yang remeh temeh. FIFA, AFC, AFF, kita undang secara gratis. Masak Presiden dan pejabat lainnya tidak kita kasih. Tolong, renungkan masalah ini," pinta Qosasi.
Anggota Komisi III DPR Herman Heri menilai KPK genit. Kenapa kok KPK memelototi masalah kecil dan menutup mata pada kasus besar.
"Apa betul, gara-gara tiket bola, kebijakan bisa berubah? Jadi, harus realistis lah, jangan genit. Rugi, kita capek-capek pilih pimpinan KPK, eh temyata kerjanya cuma ngeributin soal tiket," kata Herman Heri.
Anggota Komisi III DPR lainnya, Gayus Lumbuun, menantang KPK apa berani menanyakan satu per satu pejabat yang nonton bola di tribun VVIP barat Gelora Bung Karnomengenai asal tiketnya?
"Coba, berani nggak tanya pada presiden, menteri-menteri, Panglima TNI, Kapolri dan pejabat lain itu tiketnya dari mana? Kalau berani bagus. Kalau tidak, ya omong kosong," sentil Gayus Lumbuun.
Gayus bilang, kalau ingin menegakkan hukum dengan ekstrim, harus dibarengi rasionalitas. Kalau tidak, hanya ngawang-awang.
"Jangan gunakan jaring laba-laba kalau sasarannya hanya kawanan serangga. Seharusnya yang diurus KPK itu kasus korupsi yang gede, bukan kroco," cetus Gayus.
Kepala Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo menyatakan, undangan nonton final Piala AFF tidak dikategorikan sebagai gratifikasi.
"Karena tidak terkait dengan jabatan. Jadi, KPK tidak akan melakukan tindakan apapun. Mereka pun tidak perlu melaporkan tentang penerimaan tiket itu kepada KPK," ujar Johan. hps/oni
Entitas terkaitGayus | Herman | Kapolri | KPK | Lucu | Panglima | Seharusnya | Timnas | VVIP | Bendahara PSSI | KPK Persoalkan | Masak Presiden | Piala AFF | Sepakbola AFF | Tiket Gratis | Fraksi Demokrat DPR | Gelora Bung Karnomengenai | Anggota Komisi III DPR | Wakil Ketua Komisi XI DPR | Anggota Komisi III DPR Herman Heri | Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono | PERNYATAAN Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi | Kepala Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo |
Ringkasan Artikel Ini
KPK Persoalkan Bagi-bagi Tiket Gratis. Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono PERNYATAAN Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M Jasin, yang menilai pemberian tiket gratis menonton pertandingan final turnamen Sepakbola AFF Suzuki, ditanggapi sinis para politisi Senayan. Anggota Komisi III DPR lainnya, Gayus Lumbuun, menantang KPK apa berani menanyakan satu per satu pejabat yang nonton bola di tribun VVIP barat Gelora Bung Karnomengenai asal tiketnya? Seharusnya yang diurus KPK itu kasus korupsi yang gede, bukan kroco," cetus Gayus.
Jumlah kata di Artikel : 397
Jumlah kata di Summary : 79
Ratio : 0,199
*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.
26 Dec 2010
* Politik
* Rakyat Merdeka
http://bataviase.co.id/node/507559
Tidak ada komentar:
Posting Komentar