1. Membedakan translasi dan konversi antar
mata uang asing.
Translasi mata uang asing adalah
proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang
lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu
mata uang ke mata uang lain secara fisik.
Perbedaannya adalah, Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
2. Memahami istilah-istilah dalam
translasi mata uang asing.
1. Konversi,
merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
2. Kurs kini,
merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
3. Posisi aktiva
bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs
kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
4. Kontrak
pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk
mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs
tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
5. Mata uang
fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang
Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
6. Kurs histories,
merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
7. Mata uang
pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun
laporan keuangan.
8. Kurs spot,
merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
9. Penyesuaian
translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan
keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang
pelaporannya.
Daftar istilah translasi
mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1. Atribut, karakteristik kuantitatif
suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya
penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke
dalam mata uang lain.
3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada
tanggal laporan keuangan yang relevan.
4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang
berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang.
5. Posisi aktiva bersih yang beresiko,
kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
6. Mata uang asing, suatu mata uang selain
mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang
pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7. Laporan keuangan dalam mata uang asing,
laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8. Transaksi mata uang asing, transaksi
(yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang
usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
fungsional perusahaan.
9. Translasi mata uang asing, proses untuk
menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang
ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua
mata uang tersebut.
10.Operasi luar negri, suatu operasi yang
menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan
atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan
perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang
pelaporan perusahaan pelapor.
11.Kontak pertukaran forward,
suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12. Mata uang fungsional, mata uang utama
yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan
dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata
uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dibeli atau terjadi.
14. Mata uang local, mata uang suatu Negara
tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi
domestic atau luar negeri.
15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk
membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap
di masa depan.
16. Mata uang pelaporan, mata uang yang
digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu
utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran
mata uang dalam waktu segera.
19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu
transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang
timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu
perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21. Unit pengukuran, mata uang yang
digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
3. Mengetahui perbedaan
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Jika sudut pandang mata uang
local yang digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian
translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli
dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau
kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local
sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika mata uang pelaporan induk
perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (
sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan
atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan
melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
4. Menghitung keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing.
1. Penagguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari
aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak
berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas
asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai
bagian dari ekuitas konsolidasi.
2. Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan
melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca
terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi
selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara
yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama
sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3. Penangguhan
parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan
mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan
hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan
keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam
laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian
translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam
laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila
terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini
mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic
dan harus diakui.
5. Memahami pengaruh penggunaan
berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Walaupun sebagian besar isu
teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan
berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu
pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh
perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar,
pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi
pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan
pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan
besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-eksekutif keuangan, akuntan, dan
komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari
translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki
akuntansi intemasional ini.
-
Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan
keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai
entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri.
-
Multiple Rate Methods
Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai
tukar berjalan dan historis dalam proses translasi
Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan
basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing
adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang
berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung.
6. Melakukan evaluasi dan memilih
metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar uang.
Berdasarkan metode temporal,
pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs
kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar
pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata
uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing
yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya
histories dalam mata uang domestik.
Keempat metode yang dibahas pada
satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari
ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi
mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs
kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam
mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan
secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
Sejauh ini istilah kurs nilai tukar yang digunakan
dalam metode translasi mengacu pada histories atau kurs kini. Kurs rata-rata
sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa Negara
menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam
situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa
alternative yang disarankan adalah:
1. kurs pembayaran dividen
2. kurs pasar bebas, dan
3. kurs penalty atau preferensi yang dapat
digunakan, seperti yang terkait dalam kegiatan ekspor impor.
7. Memahami hubungan antara
translasi mata uang asing dengan inflasi.
Penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat
yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu
dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada
pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba
akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi
sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan
kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan
dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai
mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan
dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen
dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan
menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam
mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang
signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak
dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar